Kukkuruyuk…tanggal 23 september 2009 pukul 06:05 pagi saya baru bangun tidur, langsung pergi ambil Wudhu buat shalat Subuh (oi..dah telat tuh). Sudah itu duduk-duduk di teras sambil minum kopi (mantap skali). Ternyata Aldhy bermalam di rumahnya Fadly (teman angkatanku tapi pindahmi di Sospol). Rencananya jam 9 kami mo berangkat ke Pare, tapi ternyata jam 9 berangkat ke tempat permandian air panas Sulili. Sebelumnya kami sarapan pagi dulu dong biar semangat. Di sana ada 3 kolam renangnya, satu untuk anak-anak, satu yang air panasnya dan satu lagi yang untuk orang dewasa. Karcis masuknya Rp.4000 per orang dan untuk masuk ke kolam renang dewasanya mesti bayar Rp.2000 lagi. Kami semua masuk kesana dan hanya 4 orang saja yang mandi di kolam (padahal air kolamnya butek/hijo). Selang berapa lama muncul Aldhy sama Fadly, mereka mengajak kami pulang ke rumah karena jadwal tour kami sudah berubah lagi (betu…betu…betu…). Saatnya kembali, setelah sampai di rumah Ruru, ada SMS dari Dolbek katanya disuruh singgah ke rumahnya (asyik makan siang gratis lagi). Setelah dari rumah Dolbek kami pun meluncur langsung ke Pare. Peserta nya bertambah ada Ewing, Ical dan ade’nya, kalo anas sendiri nanti malam baru ke Pare. Jadi semuanya 10 orang. Kami berangkat dari rumahnya Dolbek sekitar jam 1 siang dan tiba di Pare rumahnya Pai jam 2 siang.
Persinggahan Keempat, setelah tiba di rumah Pai, kami istrahat sejenak kemudian datang Puji (fis 06) ical pun senang (suit…suit). Atur strategi lagi, rumahnya Wilda kemudian ke rumahnya Pitto trus kerumahnya Ifa trus kita ke pantai. Dirumah Wilda, ternyata dekat ji dengan rumahnya Pai jadi cepat sampai. Di situ kami Cuma minum sirup saja dan makan kue kering, karna mo cepat-cepat ke rumahnya Pitto lagi. Di rumah ini ada yang senang kalo kami datang terutama Guna (ehm…ehm…). Setelah pamitan kami lanjut kerumah Pitto, di situ juga hanya minum sirup trus lanjut ke rumah Ifa dan Pitto ikut di bonceng Billy, dan saya bawa Beat. Dan masih tetap sama hanya minum sirup. Setelah dari rumahnya Ifa kami lanjut ke pantai Lumpu’e. pantainya tidak lebih bagus dari tanjung bayang, kotor. Ka Mise, Aldhy, Erik, sama yang lainnya turun ke laut, biasa jarang ketemu laut lagi. Saya dan lainnya hanya meliat-liat. Kami kembali ke rumah Pai saat matahari terbenam dan terdengar suara Adzan, Pitto di turunkan ditempat yg dia minta.
Setelah tiba dirumah Pai, kami antri mandi trus shalat Magrib sudah itu makan malam. Setelah makan malam kami shalat Isya dulu baru berangkat ke Pasar Senggol (senggol yang di Pare) jalan-jalan sambil cari “Cakar”. Oh ya ada peserta baru lagi yaitu Wilda, dia dibonceng sama Guna (wow mesra banget). Di senggol, kami biarkan Guna and Wilda jalan sendiri, kami mengikut saja dari belakang. Di wilayah Cakar, ka Mise tertarik sama sepatu Cakar yang lumayan bagus, harganya cuman Rp. 40.000 padahal kualitas ratusan ribu. Setelah puas jalan-jalan di senggol kami pun kembali ke tempat parkir motor tuk istrahat and menunggu Ical, adenya dan Puji. Lama kami menunggu sampai bosan. Setiap ada cewe yang lewat selalu di godain, and ada yang lucu waktu ada cewe50% cowo50% lewat, Erik merasa tidak enak waktu Aldhy mengganggui waria tersebut karena Erik yang ikut di callai sama Aldhy.
Cape juga, akhirnya yang di tunggu datang juga. Lanjut kita ke rumah Puji. Di tengah jalan saya, billy, Abi, erik kehilangan arah rumah Puji malah kembali kerumah Pai, so, kita telpon Pai jemput kita kerumah Puji. Di rumah puji kami hanya minum saja trus cerita-cerita and balik kerumah Pai lagi, sudah hampir jam 11 malam, Wilda pun di antar pulang sama Guna. Setelah semua terkumpul di rumah Pai, kami Istrahat dan tidur. Hari ini begitu padat jadwal berkunjung, semuanya terlelap.(tidur lagi).
Minggu, 27 September 2009
Jumat, 25 September 2009
Tour Of Lebaran Part I
Selasa 22 september 2009 atau 3 syawal 1430 hijriah, hari ketiganya mi lebaran sudah saatnya kita tour of Lebaran mengunjungi teman dan kerabat di kampoengnya yang jauh juga keknya. Rute tour kali ini Makassar-Pangkep-Barru-Pare-pare-Pinrang-Pare-pare-Bojo-Makassar. Rute ini mi yang mau kami tempuh selama (rencananya 2 hari ji) Perjalanan tour.
Mulai dari kampus mi saja. Mentang-mentang Indonesia salah satu penghasil karet terbesar di Dunia, ikut-ikut tong mi jamnya jadi "Jam Karet". Katanya jam 9 pagi anak-anak sudah siap berangkat tour, tapi saya ingat ternyata saya ada di Indonesia keknya jadwal akan terundur dikit (mungkin). Ternyata betul, Aldhy baru mau mandi pagi. Ahg... "kek lama ini". Yang lainnya juga ternyata belum siap betul, masih mau cari helm sama atur strategi perjalanan.
sudah jam 10, akhirnya berangkat juga dari kampus. Peserta tour kali ini Mise Fis 04, Aldhy Fis 05, Gufran Hikari Fis 05, Billy The Kid Fis 05, Andri Fis 06 and ada yang anomali (katanya anak-anak) Erick Mat 05. Teman matematik kita yang satu ini memang jadi anak gaul di fisika (hehehe...keknya nda terkenal di matematik). Billy berboncengan sama Gufran, Erik sama Ka Mise, Andri sendiri and Aldhy juga sendiri naik Beat-nya Gita.
Sudah keluar dari kampus, ternyata eh ternyata saya sama Billy masih menunggu yang lainnya di depan kantor BPFK di pintu II unhas (penantian tiada akhir). ternyata nanti hampir jam 11 mereka muncul dari ujung jalan (huffft...). Saatnya berangkat...
Persinggahan pertama, Rumah kanda kita yang sudah mendapat gelar S.Si-nya yang berada di Pangkep, Kanda Safaruddin, S.Si. Keknya Aldhy sudah pernah kesana, jadi dia yang memimpin perjalanan kali ini. "rumahnya ka Sapa masuk lorong sebelum kota Pangkep, jalan pengerasan" kata Aldhy. Oke, Kita singgah... "dekatmi kota ini Aldhy"... "sa lupa-lupa ingat Billy". waduh keknya gawat ini. (So'ta mi sedeng). Di lampu merah pi singgah menelpon. Billy menelpon k Sapa, "Apa, sebelum kota..! ada pangkalan Bentor (becak motor). Oke berangakat". wushh ternyata Aldhy sudah melaju jauh meninggalkan kami, tapi bukan putar kembali melainkan terus menerjang kota. Kami pun menuju tempat yang dimaksud ka Sapa. "Ini mi keknya Billy". karena masih meragukan, Billy menelpon ka Sapa, "ada mi didepan lorongta, desa Bonto perak to?? Oke". SMS dulu Aldhy... "itu sana munculmi". Ternyata ka Sapa sudah menunggu di luar lorong dekat rumahnya. kami pun masuk. Seperti kebanyakan tempat persinggahan, disuguhkan minuman, makan and salam-salaman. Seperti itumi singkatnya. tidak lupa shalat dhuhur, karena sudah jam 12 lewat kami tiba di rumah ka Sapa. lama juga kami singgah dirumahnya ka Sapa, hampir 2 jam lebih. Setelah shalat,kamipun melanjutkan perjalanan ke Barru karna di sana sudah menunggu Gunawan (fis 06) mo di jemput katanya. setelah pamit-pamitan kami pun berangkat. Maaf Lahir Batin Ka Sapa, Assalamualaikum. (satu rumah tlah dikunjungi)
Lanjut coy. sudah dari rumah ka Sapa, kita lanjut ke Barru atau Pos II. katanya, Gunawan menunggu dekat jembatan lewati jalan masuknya tempat Geodas. Lanjut...!(lama kemudian) Singgah dulu sebelum jembatan yang dimaksud tadi, eh ternyata nda ada Guna di situ. yah istrahat dulu deh sebentar. Lanjut lagi.Di seberang jalan ternyata sudah ada Guna menunggu. Berhenti...Singgah...
Persinggahan Kedua, Rencananya nda makan tapi cuma pungut Guna saja. apa boleh buat ada kakaknya Guna yang panggil kami masuk rumah and Makan lagi. Rejeki nih gak boleh ditolak juga. Seperti pada umumnya lagi Minum, Makan, Salaman nda lupa juga Shalat karna sudah masuk ashar kira-kira jam 3.25 kami tiba di rumah kakaknya Guna. Setelah sudah shalat jam 4 tepatnya kami pun pamitan sama kakaknya Guna. Guna juga ikut diangkut menuju Pinrang. persinggahan kedua Clear.
Lanjut perjalanan langsung menuju Pinrang…
Barru-Pare-pare makan waktu kira-kira 2 jam. Akhirnya sampe juga di Pare, wah bingung jalan mana yang menuju Pinrang? Akhirnya tersesat juga. Kami pun singgah bertanya ke penduduk setempat “terus saja ini baru belok kiri terus mi saja”, kata orang yang kami temui di pinggir jalan. “terima kasih pak”. Lalu kami bergegas, aduh ternyata anak-anak yang lainnya singgah di rumahnya Pai di Soreang, saya dan Billy tidak tau, jadi kami lanjut sampai ke Pinrang. Kami sampai di rumahnya Ruru di Pinrang sekitar jam 7 malam. Ternyata anak-anak yang dari Enrekang (Ewing, Ical dan ade’nya) sudah tiba lebih dulu tadi sore di tambah yang dari Sidrap (halim) dari Pinrang sendiri ada Abi sama Mannyu oh hamper lupa ada satu lagi yang katanya orang Suppa (dimana itu????) Anas Salehe.
Persinggahan Ketiga, Kami disambut oleh tuan rumah (Ruru) “masukki kanda kerumah”, “disini mo saja sa tunggu yang lainnya datang”. Ternyata setengah jam berikutnya baru mereka tiba, akhirnya peserta tour dari Makassar tiba dengan selamat di Pinrang (Alhamdulillah). “Ayo mi kanda naik ki ke rumah istrahat”, “oke”. Setelah makan malam nasi sayur and ikan bolu bakar ato ada juga dangkotz, kami diajak berjalan-jalan di kota Pinrang, mulai dari ke tempat isi pulsa yang penjaganya Janda Manis (katanya Erik sama Abi) sampai ke lapangan (sa lupa mi namanya) liat atraksi motor matic. Saya dan Erik lanjut ke warnet terdekat di antar sama Dolbek and temannya, hanya untuk membuka Farmville (sudah mo mi panen keknya). Setelah puas ngenetnya, kami pun mo balik kerumahnya Ruru, barusan mo keluar warnet, ada Dolbek, katanya anak-anak yang lainnya ada di rumah Kakaknya Ka Mamal, Kamipun menuju tempat yang dimaksud. Ternyata di rumah tersebut ada kanda Mamal, alhasil sungkeman lagi deh. Setelah dari rumahnya ka Mamal kami teruskan ke rumahnya Ruru again, “Pulang Tidur” sekitar jam 12 lewat kami pun istrahat (Tidur coy)
Mulai dari kampus mi saja. Mentang-mentang Indonesia salah satu penghasil karet terbesar di Dunia, ikut-ikut tong mi jamnya jadi "Jam Karet". Katanya jam 9 pagi anak-anak sudah siap berangkat tour, tapi saya ingat ternyata saya ada di Indonesia keknya jadwal akan terundur dikit (mungkin). Ternyata betul, Aldhy baru mau mandi pagi. Ahg... "kek lama ini". Yang lainnya juga ternyata belum siap betul, masih mau cari helm sama atur strategi perjalanan.
sudah jam 10, akhirnya berangkat juga dari kampus. Peserta tour kali ini Mise Fis 04, Aldhy Fis 05, Gufran Hikari Fis 05, Billy The Kid Fis 05, Andri Fis 06 and ada yang anomali (katanya anak-anak) Erick Mat 05. Teman matematik kita yang satu ini memang jadi anak gaul di fisika (hehehe...keknya nda terkenal di matematik). Billy berboncengan sama Gufran, Erik sama Ka Mise, Andri sendiri and Aldhy juga sendiri naik Beat-nya Gita.
Sudah keluar dari kampus, ternyata eh ternyata saya sama Billy masih menunggu yang lainnya di depan kantor BPFK di pintu II unhas (penantian tiada akhir). ternyata nanti hampir jam 11 mereka muncul dari ujung jalan (huffft...). Saatnya berangkat...
Persinggahan pertama, Rumah kanda kita yang sudah mendapat gelar S.Si-nya yang berada di Pangkep, Kanda Safaruddin, S.Si. Keknya Aldhy sudah pernah kesana, jadi dia yang memimpin perjalanan kali ini. "rumahnya ka Sapa masuk lorong sebelum kota Pangkep, jalan pengerasan" kata Aldhy. Oke, Kita singgah... "dekatmi kota ini Aldhy"... "sa lupa-lupa ingat Billy". waduh keknya gawat ini. (So'ta mi sedeng). Di lampu merah pi singgah menelpon. Billy menelpon k Sapa, "Apa, sebelum kota..! ada pangkalan Bentor (becak motor). Oke berangakat". wushh ternyata Aldhy sudah melaju jauh meninggalkan kami, tapi bukan putar kembali melainkan terus menerjang kota. Kami pun menuju tempat yang dimaksud ka Sapa. "Ini mi keknya Billy". karena masih meragukan, Billy menelpon ka Sapa, "ada mi didepan lorongta, desa Bonto perak to?? Oke". SMS dulu Aldhy... "itu sana munculmi". Ternyata ka Sapa sudah menunggu di luar lorong dekat rumahnya. kami pun masuk. Seperti kebanyakan tempat persinggahan, disuguhkan minuman, makan and salam-salaman. Seperti itumi singkatnya. tidak lupa shalat dhuhur, karena sudah jam 12 lewat kami tiba di rumah ka Sapa. lama juga kami singgah dirumahnya ka Sapa, hampir 2 jam lebih. Setelah shalat,kamipun melanjutkan perjalanan ke Barru karna di sana sudah menunggu Gunawan (fis 06) mo di jemput katanya. setelah pamit-pamitan kami pun berangkat. Maaf Lahir Batin Ka Sapa, Assalamualaikum. (satu rumah tlah dikunjungi)
Lanjut coy. sudah dari rumah ka Sapa, kita lanjut ke Barru atau Pos II. katanya, Gunawan menunggu dekat jembatan lewati jalan masuknya tempat Geodas. Lanjut...!(lama kemudian) Singgah dulu sebelum jembatan yang dimaksud tadi, eh ternyata nda ada Guna di situ. yah istrahat dulu deh sebentar. Lanjut lagi.Di seberang jalan ternyata sudah ada Guna menunggu. Berhenti...Singgah...
Persinggahan Kedua, Rencananya nda makan tapi cuma pungut Guna saja. apa boleh buat ada kakaknya Guna yang panggil kami masuk rumah and Makan lagi. Rejeki nih gak boleh ditolak juga. Seperti pada umumnya lagi Minum, Makan, Salaman nda lupa juga Shalat karna sudah masuk ashar kira-kira jam 3.25 kami tiba di rumah kakaknya Guna. Setelah sudah shalat jam 4 tepatnya kami pun pamitan sama kakaknya Guna. Guna juga ikut diangkut menuju Pinrang. persinggahan kedua Clear.
Lanjut perjalanan langsung menuju Pinrang…
Barru-Pare-pare makan waktu kira-kira 2 jam. Akhirnya sampe juga di Pare, wah bingung jalan mana yang menuju Pinrang? Akhirnya tersesat juga. Kami pun singgah bertanya ke penduduk setempat “terus saja ini baru belok kiri terus mi saja”, kata orang yang kami temui di pinggir jalan. “terima kasih pak”. Lalu kami bergegas, aduh ternyata anak-anak yang lainnya singgah di rumahnya Pai di Soreang, saya dan Billy tidak tau, jadi kami lanjut sampai ke Pinrang. Kami sampai di rumahnya Ruru di Pinrang sekitar jam 7 malam. Ternyata anak-anak yang dari Enrekang (Ewing, Ical dan ade’nya) sudah tiba lebih dulu tadi sore di tambah yang dari Sidrap (halim) dari Pinrang sendiri ada Abi sama Mannyu oh hamper lupa ada satu lagi yang katanya orang Suppa (dimana itu????) Anas Salehe.
Persinggahan Ketiga, Kami disambut oleh tuan rumah (Ruru) “masukki kanda kerumah”, “disini mo saja sa tunggu yang lainnya datang”. Ternyata setengah jam berikutnya baru mereka tiba, akhirnya peserta tour dari Makassar tiba dengan selamat di Pinrang (Alhamdulillah). “Ayo mi kanda naik ki ke rumah istrahat”, “oke”. Setelah makan malam nasi sayur and ikan bolu bakar ato ada juga dangkotz, kami diajak berjalan-jalan di kota Pinrang, mulai dari ke tempat isi pulsa yang penjaganya Janda Manis (katanya Erik sama Abi) sampai ke lapangan (sa lupa mi namanya) liat atraksi motor matic. Saya dan Erik lanjut ke warnet terdekat di antar sama Dolbek and temannya, hanya untuk membuka Farmville (sudah mo mi panen keknya). Setelah puas ngenetnya, kami pun mo balik kerumahnya Ruru, barusan mo keluar warnet, ada Dolbek, katanya anak-anak yang lainnya ada di rumah Kakaknya Ka Mamal, Kamipun menuju tempat yang dimaksud. Ternyata di rumah tersebut ada kanda Mamal, alhasil sungkeman lagi deh. Setelah dari rumahnya ka Mamal kami teruskan ke rumahnya Ruru again, “Pulang Tidur” sekitar jam 12 lewat kami pun istrahat (Tidur coy)
Label:
Aktivitas
Senin, 14 September 2009
Pohon Dapat Menjadi Energi Hijau
Memasukkan elektroda ke batang pohon untuk mengambil energi listrik terdengar seperti mimpi saja, tapi ide ini semakin meningkatkan peminatnya. Jika kita dapat membuatnya seperti ini, Hutan dapat memberikan energi untuk jaringan sensor untuk memonitor ekosistemnya atau dapat memberikan peringatan dini jika terjadi kebakaran hutan.
Anak-anak di seluruh dunia yang telah mencoba percobaan "baterai kentang" tahu bahwa bahan tanaman dapat menjadi sumber listrik. Dalam kasus ini, energi datang dari reaksi reduksi oksidasi yang masuk ke elektroda yang terbuat dari dua logam berbeda -biasanya seng dan tembaga.
Diduga efek yang terjadi akan sama untuk menyokong pernyataan bahwa menghubungkan elektroda kedalam batang pohon dan tanah di dekatnya dapat memberikan arus listrik. Tapi di akhir tahun Tim dari MIT Andreas Mershin memperlihatkan bahwa Arus listrik juga ada jika kita menggunakan elektroda yang sama, berarti pengaruh yang lain pasti bekerja. Mershin berpikir bahwa listrik berasal dari perbedaan pH antara pohon dan tanah, ketidakseimbangan kimiawi dipelihara oleh proses metabolisme pohon.
Daya Praktis
Bukti sementara bahwa pohon dapat menjadi sumber energi adalah langka yang signifikan. Pertanyaan kunci tetap : dapatkah tegangan rendah yang dihasilkan pohon bermanfaat untuk digunakan apa saja?
Pohon tampaknya mampu memberikan tegangan konstan di mana saja antara 20 dan beberapa ratus milli volt - dibawah 1.5 volt dari beterai standar AA dan mendekati level bising listrik didalam sikuit, kata Babak Parviz seorang Teknik Elektro di Universitas Washington di Seattle. "Sirkuit normal tidak bekerja pada tegangan yang sangat rendah, sehingga kita mesti mengubah tegangan rendah tadi menjadi sesuatu yang dapat digunakan".
Timnya telah berhasil memperoleh tegangan yang dapat digunakan dari daun besar pohon Maple dengan menambahkan alat yang disebut konverter Boost Tegangan. Konverter menghabiskan sebagian besar waktu dalam mode stand by kemudian menyimpan energi listrik dari pohon, secara periodik dalam kisaran 1.1 volt.
Untuk memberikan alarm bangun, Tim Parviz juga mengembangkan jam yang bersumber dari pohon, yang menghemat waktu dengan melacak terowongan kuantum elektron melalui lapisan tipis berbahan isolasi. Jam ini dioperasikan dengan 350 millivolt dan hanya menggunakan tenaga nanowatt.
Parviz berpikir tenaga dari pohon dapat memonitor tingkah lakunya sendiri atau lingkungan sekitarnya, untuk penelitian yang bersifat ekologi. Dan Dia menambahkan, sebagian komponen elektronik yang terus menyusut dan menggunakan tenaga yang rendah, sehingga bisa saja suatu hari nanti listrik yang berasal dari pohon digunakan secara luas.
Sumber : IEEE Transactions on Nanotechnology, in press,
PLoS One, DOI: 10.1371/journal.pone.0002963
Anak-anak di seluruh dunia yang telah mencoba percobaan "baterai kentang" tahu bahwa bahan tanaman dapat menjadi sumber listrik. Dalam kasus ini, energi datang dari reaksi reduksi oksidasi yang masuk ke elektroda yang terbuat dari dua logam berbeda -biasanya seng dan tembaga.
Diduga efek yang terjadi akan sama untuk menyokong pernyataan bahwa menghubungkan elektroda kedalam batang pohon dan tanah di dekatnya dapat memberikan arus listrik. Tapi di akhir tahun Tim dari MIT Andreas Mershin memperlihatkan bahwa Arus listrik juga ada jika kita menggunakan elektroda yang sama, berarti pengaruh yang lain pasti bekerja. Mershin berpikir bahwa listrik berasal dari perbedaan pH antara pohon dan tanah, ketidakseimbangan kimiawi dipelihara oleh proses metabolisme pohon.
Daya Praktis
Bukti sementara bahwa pohon dapat menjadi sumber energi adalah langka yang signifikan. Pertanyaan kunci tetap : dapatkah tegangan rendah yang dihasilkan pohon bermanfaat untuk digunakan apa saja?
Pohon tampaknya mampu memberikan tegangan konstan di mana saja antara 20 dan beberapa ratus milli volt - dibawah 1.5 volt dari beterai standar AA dan mendekati level bising listrik didalam sikuit, kata Babak Parviz seorang Teknik Elektro di Universitas Washington di Seattle. "Sirkuit normal tidak bekerja pada tegangan yang sangat rendah, sehingga kita mesti mengubah tegangan rendah tadi menjadi sesuatu yang dapat digunakan".
Timnya telah berhasil memperoleh tegangan yang dapat digunakan dari daun besar pohon Maple dengan menambahkan alat yang disebut konverter Boost Tegangan. Konverter menghabiskan sebagian besar waktu dalam mode stand by kemudian menyimpan energi listrik dari pohon, secara periodik dalam kisaran 1.1 volt.
Untuk memberikan alarm bangun, Tim Parviz juga mengembangkan jam yang bersumber dari pohon, yang menghemat waktu dengan melacak terowongan kuantum elektron melalui lapisan tipis berbahan isolasi. Jam ini dioperasikan dengan 350 millivolt dan hanya menggunakan tenaga nanowatt.
Parviz berpikir tenaga dari pohon dapat memonitor tingkah lakunya sendiri atau lingkungan sekitarnya, untuk penelitian yang bersifat ekologi. Dan Dia menambahkan, sebagian komponen elektronik yang terus menyusut dan menggunakan tenaga yang rendah, sehingga bisa saja suatu hari nanti listrik yang berasal dari pohon digunakan secara luas.
Sumber : IEEE Transactions on Nanotechnology, in press,
PLoS One, DOI: 10.1371/journal.pone.0002963
Label:
Sains
Jumat, 11 September 2009
Pemecah Kode Algoritma Quantum Dijalankan Pada Chip Silikon
Sumber : Science,DOI: 10.1126/science.1173731
Perhitungan Quantum dapat memecahkan salah satu dari kumpulan bentuk data enskripsi yang diterapkan pertama kalinya pada chip silikon.
Studi ini memperlihatkan bahwa sirkuit Quantum yang rumit dapat dibangun relatif mudah di luar dari silikon dan silika.
Instrument untuk menghasilkan foton yang akan dikirim ke chip.
Label:
Sains
Sabtu, 05 September 2009
美人時計 (bijin-tokei) Jam Cantik
Buat kalian yang menggemari hal-hal yang berbau Japanese, utamanya yang bergelut di bagian pem-Bloger-an. ada sebuah widget jam yang sangat menarik dan unik. Sayang sekali hanya dapat di gunakan di igoogle. Keunikan dari widget ini yaitu setiap lima menit ada foto wanita jepang yang memperliatkan waktu di sebuah papan tulis kecil yang selalu berganti pose setiap satu menit. Di bagian sebelah kiri layar ada sedikit biografi si wanita jepang tersebut. Ini ada sebagian contoh gambar si wanita jepang .
Label:
Unik
Jumat, 04 September 2009
"Lost History" Warisan Abadi Saintis Muslim
Sebuah studi menarik dari sebagian kecil konstribusi kebudayaan Islam, seni dan prestasi ilmiah kepada masyarakat barat yang terlihat tidak hanya pada pencapaian sejarah dunia Muslim dan peran pemimpin yang mengilhami penyelidikan intelektual, memperjuangkan toleransi dan didukung upaya kesenian dan sastra tetapi juga pada konflik yang menginginkan bahan bakar yang terjadi hari ini.
Di era dimana hubungan antara Islam dan negeri barat utamanya tampak saling tidak percaya dan tidak saling mengerti, hal ini penting untuk di ingat kembali bahwa beberapa abad arang-orang Muslim di iri kan oleh dunia. "Sejarah yang Hilang (Lost History)" sangat mengisi kekosongan dan ini perlu sekali dibaca oleh semua orang yang mencari tau dan ingin mengerti sepak terjang terbesar umat Muslim dalam mempengaruhi kehidupan sosial.
Morgan mengungkapkan kemajuan umat Muslim terdahulu dalam bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang meletakkan pilar zaman Renaisans di Eropa, pencerahan dan kehidupan sosial modern. Sebagai masa Keemasan Islam yang dimulai pada tahun 570-an masehi yang ditandai dengan kelahiran Muhammad dan beresonansi sampai sekarang, Beliau memperkenalkan Ulama Ibnu Al-Haytham, Ibnu Sina, Al-Tusi, Al-Khwarizmi, dan Omar Khayyam, yang menjadi tokoh terkenal dalam revolusi matematika, astronomi dan pengobatan di masanya, dan menjadi landasan dari Newton, Copernicus dan masih banyak lagi. Dan mengingatkan kita semua kepada bahwa semuanya terinspirasi dari Muhammad kepada Sulaiman yang Agung dan menjadi latar belakang toleransi beragama, mendorong penyelidikan intelektual dan mendukung kesenian, arsitektur dan sastra yang mempesona dengan cemerlang.
inilah sebagian dari garis besar buku yang diterbitkan oleh Michael Hamilton Morgan yang berjudul "Lost History, The Enduring Legacy Of Muslim Scientists, Thinkers, And Artists".
Sumber : http://www.goodreads.com
Di era dimana hubungan antara Islam dan negeri barat utamanya tampak saling tidak percaya dan tidak saling mengerti, hal ini penting untuk di ingat kembali bahwa beberapa abad arang-orang Muslim di iri kan oleh dunia. "Sejarah yang Hilang (Lost History)" sangat mengisi kekosongan dan ini perlu sekali dibaca oleh semua orang yang mencari tau dan ingin mengerti sepak terjang terbesar umat Muslim dalam mempengaruhi kehidupan sosial.
Morgan mengungkapkan kemajuan umat Muslim terdahulu dalam bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang meletakkan pilar zaman Renaisans di Eropa, pencerahan dan kehidupan sosial modern. Sebagai masa Keemasan Islam yang dimulai pada tahun 570-an masehi yang ditandai dengan kelahiran Muhammad dan beresonansi sampai sekarang, Beliau memperkenalkan Ulama Ibnu Al-Haytham, Ibnu Sina, Al-Tusi, Al-Khwarizmi, dan Omar Khayyam, yang menjadi tokoh terkenal dalam revolusi matematika, astronomi dan pengobatan di masanya, dan menjadi landasan dari Newton, Copernicus dan masih banyak lagi. Dan mengingatkan kita semua kepada bahwa semuanya terinspirasi dari Muhammad kepada Sulaiman yang Agung dan menjadi latar belakang toleransi beragama, mendorong penyelidikan intelektual dan mendukung kesenian, arsitektur dan sastra yang mempesona dengan cemerlang.
inilah sebagian dari garis besar buku yang diterbitkan oleh Michael Hamilton Morgan yang berjudul "Lost History, The Enduring Legacy Of Muslim Scientists, Thinkers, And Artists".
Sumber : http://www.goodreads.com
Label:
Islamic
Setitik Jiwa
Pada mulanya adalah tidak ada
kemudian tidak ada menjadi ada
dan ada kembali menjadi tidak ada untuk selamanya
yang ada berbentuk nyata
yang tidak ada kau anggap fana
kita ada bukan karena berfikir
kita ada karena ketiadaan
jikalau aku malaikat
aku tak kan ada
tapi aku fana
jikalau aku manusia
aku tak kan nyata
tapi aku jiwa
karena setitik jiwaNya
akupun ada di ketiadaan
terlahir sebagai manusia berjiwa
dan akan kembali kepada Sang Pemilik jiwa
Label:
Puitis
Meramal Cuaca Ala Masyarakat Kwara, Nigeria
(Disunting Dari "Indigenous Approach... Ajibade, L.T dkk)
Masyarakat Kwara di Nigeria mengenal lima macam cuaca yang sering terjadi di daerah mereka, yaitu :
Masyarakat Kwara di Nigeria mengenal lima macam cuaca yang sering terjadi di daerah mereka, yaitu :
1. Ojo (Hujan),
2. Ara (Badai Petir),
3. Iji (Badai Angin),
4. Darri atau Oye (Badai Pasir) dan
5. Oorun (Cerah).
2. Ara (Badai Petir),
3. Iji (Badai Angin),
4. Darri atau Oye (Badai Pasir) dan
5. Oorun (Cerah).
Ojo dengan menggunakan beberapa indikasi termasuk penutupan awan (warna dan arah), melihat beberapa tanaman dan binatang semisal semut, mencium bau lingkungan sekitar dan juga merasakan temperatur udara.
Ketika Kurukuru (awan) berkerumul kearah Gabasi atau apa iwo oorun (barat) inilah apa ajaro (awan yang menghasilkan hujan) di daerah Asa dan memiliki warna putih di bagian pinggirnya, hal ini memperlihatkan bahwa hujan akan terjadi selama satu jam.
Juga burung tertentu yang disebut Elulu (Breasted King Fisher putih) menjadi tanda dalam meramalkan hujan. Burung ini berkicau seperti :Omi-de-tu-tu-tu, yang berarti air akan segera datang menyembur". Sedangkan untuk bau lingkungan yaitu mereka mencium bau campuran Bensin dan Minyak Tanah.
Ara ini terjadi sebelum hujan, tetapi juga selalu terjadi selama hujan dengan intensitas tinggi berlangsung ketika Oka (gandum) berbunga. Pada waktu ini, tanaman gandum yang tanpa buah akan rusak oleh petir. Masyarakat mengatakan Ara ti mo oka atau Aramoka yang artinya "Pohon itu sedang berurusan dengan Petir".
Iji ini merupakan badai tornado wilayah tropis, yang bertiup ketika hujan akan turun. agin ini kencang dan mengangkat partikel debu, menghancurkan rumah, pohon dan kadang menyapu orang. badai seperti ini disebut Ase pale ojo. Angin ini selalu terjadi ketika langit berwarna gelap dan sebelum hujan turun.
Darri atau Oye ketika hujan berhenti untuk sesaat, dan Oka (gandum) mulai menghasilkan biji, hal berikutnya yang pasti terjadi adalah angin kering dengan ikuku (udara yang berdebu menghambat penglihatan).
Oorun ketika langit bersih cerah tanpa kegelapan dalam beberapa jam pada pagi hari, hal ini memperlihatkan bahwa akan cerah sepanjang hari sehingga menghasilkan Ooru (panas)
Demikianlah cara masyarakat Kwara meramalkan cuaca di sekitar daerahnya. Namun ada hal yang unik, yaitu mereka mampu untuk mengubah cuaca jika dirasa di perlukan, atau untuk mencari pelaku kejahatan.
Hujan salah satu metode yang digunakan di daerah ini yaitu Kewu (Ibadah dalam Islam) seperti membacakan surah Ad-Duha secara bersama dengan pimpinannya di dalam Mesjid dengan Al-Quran dan Tasbih. Setelah itu seekor unggas di Kurbankan dan tak lama kemudian hujan pun mulai turun. Untuk memberhentikan hujan ini, surah Yaasin dibacakan secara bersama pula dan juga dengan mengurbankan seekor unggas.
Petir petir digunakan untuk megklarifikasi isu kejahatan dan balas dendam. Dalam beberapa kasus, hal ini digunakan untuk menghancurkan secara langsung target yang di kehendaki dengan petir yang datang berbentuk kapak. Hal ini dinamakan Edun Sango (sebuah alat tempur). Untuk melakukan ini, membutuhkan beberapa kombinasi bahan herbal yang alami.
Inilah sebagian keunikan masyarakat pribumi untuk meramalkan cuaca dan mungkin juga mengubah cuaca tersebut jika dikehendaki.
Ketika Kurukuru (awan) berkerumul kearah Gabasi atau apa iwo oorun (barat) inilah apa ajaro (awan yang menghasilkan hujan) di daerah Asa dan memiliki warna putih di bagian pinggirnya, hal ini memperlihatkan bahwa hujan akan terjadi selama satu jam.
Juga burung tertentu yang disebut Elulu (Breasted King Fisher putih) menjadi tanda dalam meramalkan hujan. Burung ini berkicau seperti :Omi-de-tu-tu-tu, yang berarti air akan segera datang menyembur". Sedangkan untuk bau lingkungan yaitu mereka mencium bau campuran Bensin dan Minyak Tanah.
Ara ini terjadi sebelum hujan, tetapi juga selalu terjadi selama hujan dengan intensitas tinggi berlangsung ketika Oka (gandum) berbunga. Pada waktu ini, tanaman gandum yang tanpa buah akan rusak oleh petir. Masyarakat mengatakan Ara ti mo oka atau Aramoka yang artinya "Pohon itu sedang berurusan dengan Petir".
Iji ini merupakan badai tornado wilayah tropis, yang bertiup ketika hujan akan turun. agin ini kencang dan mengangkat partikel debu, menghancurkan rumah, pohon dan kadang menyapu orang. badai seperti ini disebut Ase pale ojo. Angin ini selalu terjadi ketika langit berwarna gelap dan sebelum hujan turun.
Darri atau Oye ketika hujan berhenti untuk sesaat, dan Oka (gandum) mulai menghasilkan biji, hal berikutnya yang pasti terjadi adalah angin kering dengan ikuku (udara yang berdebu menghambat penglihatan).
Oorun ketika langit bersih cerah tanpa kegelapan dalam beberapa jam pada pagi hari, hal ini memperlihatkan bahwa akan cerah sepanjang hari sehingga menghasilkan Ooru (panas)
Demikianlah cara masyarakat Kwara meramalkan cuaca di sekitar daerahnya. Namun ada hal yang unik, yaitu mereka mampu untuk mengubah cuaca jika dirasa di perlukan, atau untuk mencari pelaku kejahatan.
Hujan salah satu metode yang digunakan di daerah ini yaitu Kewu (Ibadah dalam Islam) seperti membacakan surah Ad-Duha secara bersama dengan pimpinannya di dalam Mesjid dengan Al-Quran dan Tasbih. Setelah itu seekor unggas di Kurbankan dan tak lama kemudian hujan pun mulai turun. Untuk memberhentikan hujan ini, surah Yaasin dibacakan secara bersama pula dan juga dengan mengurbankan seekor unggas.
Petir petir digunakan untuk megklarifikasi isu kejahatan dan balas dendam. Dalam beberapa kasus, hal ini digunakan untuk menghancurkan secara langsung target yang di kehendaki dengan petir yang datang berbentuk kapak. Hal ini dinamakan Edun Sango (sebuah alat tempur). Untuk melakukan ini, membutuhkan beberapa kombinasi bahan herbal yang alami.
Inilah sebagian keunikan masyarakat pribumi untuk meramalkan cuaca dan mungkin juga mengubah cuaca tersebut jika dikehendaki.
Label:
Unik
Langganan:
Postingan (Atom)